Perbedaan Reksadana Pasar Uang, Obligasi Dan Saham
Perbedaan Reksadana Pasar Uang, Obligasi Dan Saham - Pasti banyak diantara kalian sebagai orang yang baru masuk kedunia investasi reksadana pasti mempertanyakan apa sih perbedaan reksadana dari keempat jenis reksadana ini.
Kalian akan ragu dan bingung jika belum mengetahui penjelasan mengenai keempat jenis Reksadana ini, maka dari itu disini saya akan jelaskan semudah, sejelas mungkin yang saya pahami dan membagikan pengalaman saya sendiri disetiap jenis Reksadananya.
Pada dasarnya Reksadana ini biasa dipakai untuk investasi jangka panjang, tetapi tidak semuanya melalukan investasi jangka panjang. Ada yang sengaja baru 7 hari untung langsung dijual, ada juga yang baru saja 2 hari untung langsung dijual. Intinya tergantung kalian lagi tujuan kalian investasi untuk apa.
Postingan Terkait : Daftar Manager Investasi Terbaik Tahun 2021
Kalian bisa cek gambar dibawah ini untuk sebagai penggambaran perbedaan jenis reksadana sebelum kalian membaca penjelasan Jenis reksadana satu persatu.
Jenis - Jenis Reksadana
1. Reksadana Pasar Uang
Pada dasarnya Reksadana pasar uang ini tempat kalian berinvestasi paling AMAN dibandingkan semua jenis Reksadana. Pengalaman saya berinvestasi diReksadana Pasar Uang, saya mendapatkan keuntungan perhari 0,02% secara stabil dan blom pernah merasakan kerugian sedikitpun direksadana pasar uang ini.Mengapa Reksadana Pasar Uang Paling Aman ?
Karena dana investasi kita ditempatkan 100% pada instrumen Pasar Uang, antara lain, obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Dengan risiko paling aman, kalian akan mendapatkan keuntungan yang relatif kecil karena perharinya akan dapat 0,0X% saja. Paling cocok jika kalian mempunyai uang banyak dan memasukannya pada reksadana ini, Contoh Perhitungannya :
Jika kalian punya uang 100Jt maka :
Rp. 100.000.000 + 0,02% = Rp. 100.020.000
Keuntungan 1 Bulan :
Rp. 20.000 x 30 Hari = ± Rp. 600.000
Jadi, kita bisa ambil kesimpulan bahwa kalian akan mendapatkan ±20rb perhari atau ± 600rb perbulan jika menginvestasikan 100jt ke Reksadana Pasar Uang.
Risiko Reksadana Pasar Uang Rendah.
2. Reksadana Obligasi
Reksadana Obligasi atau biasa disebut Reksadana Pendapatan Tetap ini saya simpan dipenjelasan nomer ke 2 karena mempunyai resiko yang lebih tinggi dari Reksadana Pasar Uang.
Reksadana Obligasi ini pada dasarnya dana investasi kita ditempatkan pada surat hutang, seperti contohnya surat hutang negara. Pengalaman saya berinvestasi diReksadana Obligasi ini, biasanya jika sedang dalam keadaan naik atau untung akan terus-terusan untung dan jika sedang dalam keadaan turun atau rugi akan terus-terusan rugi.
Risiko Reksadana Obligasi Sedang.
3. Reksadana Campuran
Reksadana Campuran ini dana investasi kita akan dicampur berbagai portofolio seperti pada Obligasi dan Saham, tujuannya agar Reksadana ini lebih stabil.Intinya, Reksadana Campuran mempunyai resiko lebih tinggi ada dipertengahan Obligasi dan Saham. Saya belum pernah mengalokasikan dana saya diReksadana ini karena sangat sedikit pilihannya diReksadana Syariah.
Risiko Reksadana Campuran Tinggi.
4. Reksadana Saham
Reksadana Saham ini adalah reksadana yang isinya ada saham-saham yang dipilih oleh Manager Investasi, jadi dana kita itu ditempatkan pada beberapa saham yang dikelola oleh Manager Investasi.Reksadana ini yang mempunyai risiko tertinggi, tetapi kalian harus ingat lagi yaitu "High Risk High Return". Jadi risiko lebih tinggi pastinya keuntungan kitanya juga sama-sama tinggi.
Biasanya saya membeli reksadana saham pada saat lagi turun-turunnya harga reksadananya, kalo lagi mahal sih beli juga tapi tipis-tipis. Saya biasa beli SSEF (Sucorinvest Sharia Equity Fund) agar bisa diswitch ke reksadana pasar uang pada saat mendapat keuntungan.
Risiko Reksadana Saham Tinggi.
Sampai disini penjelasan mengenai Perbedaan Reksadana, semoga bisa memberikan manfaat kepada kalian. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan maupun penjelasan, jika ada yang harus dikoreksi bisa hubungi saya. Terima kasih